*Tanya Ustadz* ❓
Ust yang saya Cintai karena Allah, Kapan dan siapa Ulama yang pertama kali membagi Tauhid menjadi 3 cabang ?? mohon jelaskan sejarah pembagiannya. (Abu Daud – Gorontalo))
✍? *Jawab* :
أحبك الذي أحببتني له
Pembagian tauhid menjadi 3 bagian sebenarnya bukan hal yang baru, Ulama’-ulama’ terdahulu sudah memberi Isyarat tentang pembagian ini, diantara mereka ada _Ibnu batthoh_ yang meninggal pada tahun 387 hijriyah kemudian _Ibnu Mandah_ yang meninggal pada tahun 395 Hijriah.
*Imam Abu Hanifah* yang meninggal pada tahun 150 Hijriah juga membagi tauhid, begitu juga _Imam Ath-Thohawi_ yang meninggal pada tahun 321 Hijriah.
?Untuk lebih jelas mengenai pembagian ulama’ terdahulu tentang masalah Tauhid anda bisa meruju’ kitab Al-Qaul As-Sadid fi Ar-Rodd ‘Ala Man Ankara Taqsima At-Tauhid oleh syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr di halaman 32-44 ?
‼️Berikut ini saya bawakan tulisan dan terjemahan dari tulisan itu dari kitab Al-Ibanah Al-kubro oleh Ibnu batthoh Al-‘akbari juz.6 hal.149?
وذلك أن أصل الإيمان بالله الذي يجب على الخلق اعتقاده في إثبات الإيمان به ثلاثة أشياء: أحدها: أن يعتقد العبد ربانيته ليكون بذلك مباينا لمذهب أهل التعطيل الذين لا يثبتون صانعا. الثاني: أن يعتقد وحدانيته، ليكون مباينا بذلك مذاهب أهل الشرك الذين أقروا بالصانع وأشركوا معه في العبادة غيره. والثالث: أن يعتقده موصوفا بالصفات التي لا يجوز إلا أن يكون موصوفا بها من العلم والقدرة والحكمة وسائر ما وصف به نفسه في كتابه، إذ قد علمنا أن كثيرا ممن يقربه ويوحده بالقول المطلق قد يلحد في صفاته، فيكون إلحاده في صفاته قادحا في توحيده،
?Dan yang demikian itu karena pokok keimanan kepada Allah yang wajib atas para makhluk untuk meyakininya di dalam menetapkan keimanan kepada-Nya ada 3 perkara:
?Pertama: Hendaklah seorang hamba meyakini rabbaniyyah Allah (kekuasaan Allah) supaya dia berbeda dengan orang atheis yang tidak menetapkan adanya pencipta.
?Kedua: Hendaklah meyakini keesaan Allah dalam peribadatan supaya dengan begitu dia berbeda dari jalan orang-orang musyrik yang mengakui adanya pencipta alam kemudian menyekutukan-Nya dengan selain-Nya.
Ketiga: Hendaklah meyakini bahwasanya Dia bersifat dengan sifat-sifat yang memang harus Dia miliki, seperti ilmu, qudrah (kekuasaan), kebijaksanaan, dan sifat-sifat yang lain yang Dia tetapkan di dalam kitab-Nya. Karena kita telah mengetahui bahwa banyak orang yang mendekatkan diri dan mentauhidkan Allah dengan perkataan yang muthlaq (umum) kadang-kadang menyimpang dalam masalah sifat-sifatNya, dan penyimpangan ini berakibat kerusakan tauhidnya
?Pembagian Tauhid menjadi tiga bagian bukanlah *perkara bid’ah* seperti yang didengungkan sebagian kelompok akan tetapi itu adalah kesimpulan ulama’ setelah mereka menela’ah dan meneliti Nash-Nash dari Qur’an dan Sunnah. Disamping itu tujuan pembagian ini juga untuk menjelaskan dan memudahkan pemahaman masalah tauhid bagi kaum Muslimin.
?Kalau seandainya pembagian ini merupakan perkara Bid’ah tentunya adanya pembagian Rukun dan syarat shalat serta pembagian larangan-larangan Haji juga merupakan perkara bid’ah, dan tidak ada orang yang mengatakan itu.
?Jika anda ingin melihat perkataan singkat Masyayikh tentang dalil pembagian Tauhid dan bantahan orang yang mengingkarinya silahkan kunjungi situs-situs berikut:
Perkataan syaikh Bin baz :
http://binbaz.org.sa/mat/274
?Perkataan syaikh Utsaimin dan syaikh shalih Alu Syaikh:
http://www.kulalsalafiyeen.com/vb/showthread.php?t=16087
_Wallahu ‘A’lam Bi Ash-Shawab_
Join channel kami di:
?telegram: telegram.me/masjidalmuslimun.org
?website: www.masjidalmuslimun.org
?YouTube: youtube.com/masjidalmuslimun
Sumber: www.salamdakwah.com