▪️ Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah:

(( فإذا أراد العبد أن يقتدي برجل فلينظر : هل هو من أهل الذكر أو هو من الغافلين ؟!
وهل الحاكم عليه الهوى أو الوحي ؟!
فإن كان الحاكم عليه هو الهوى وهو من أهل الغفلة ، وأمرُهُ فُرُط : لم يعتدّ به ، ولم يتّبعه ؛ فإنه يقوده إلى الهلاك ……..فينبغي للرجل أن ينظر في شيخه وقدوته ومتبوعه ؛ فإن وجده كذلك فليبعد عنه ، وإن وجده ممن غلب عليه ذكر الله تعالى ، واتّباع السنة ، وأمره غير مفروط عليه ؛ بل هو حازم في أمره = فليتمسّك بغرزه ، ولا فرق بين الحي والميت إلا بالذكر ))

_((Jika seorang hamba hendak menjadikan seseorang sebagai panutannya maka hendaklah ia melihat; apakah ia termasuk ahli dzikir atau termasuk orang yang lalai!?_

_»» Dan apakah yang menjadi hakim (barometer) baginya adalah wahyu ataukah hawa nafsunya!?_

_==> Jika yang menjadi hakim (barometer) baginya adalah hawa nafsunya maka ia adalah termasuk ahlul ghoflah (orang yang lalai)!, dan urusannya pasti buyar, yaitu; tidak teranggap, tidak bisa di ikuti, karena ia hanya akan menuntun kepada kebinasaan._

☝? _Maka hendaklah seseorang itu memperhatikan kepada syeikhnya, panutannya, dan siapa yang dia ikuti, kalau ia dapatkan kondisinya demikian maka hendaklah ia jauhi, namun jika ia mendapati yang kebanyakan kehidupannya adalah dengan dzikir kepada Allah,  dan mengikuti sunnah maka urusannya tidaklah akan buyar, bahkan akan kokoh diatas urusannya, maka peganglah ia dengan erat,  dan sungguh tidak ada pembeda antara yang hidup dan yang mati kecuali dengan dzikrullah.

? Dikutip dari kitab Al Wabilush Shaib (117).

▪️ Berkata Asy Syeikh Al Muhaddits Hammad Al Anshary rahimahullah:

《 إن أهل العلم ينصحون طالب العلم إذا رحل لطلب العلم أن لا يأخذ العلم عن عالم أو شيخ حتى يعرف عقيدته ، فإن كانت عقيدة سلفية أخذ عليه العلم ، وإن كان خلاف ذلك فلا .》

« Sesungguhnya para ulama’ memberikan nasehat kepada para penuntut ilmu jika mereka melakukan rihlah (perjalanan) menuntut ilmu untuk tidak mengambil ilmu dari seorang ‘alim atau syeikh hingga diketahui aqidahnya.

?? Jika ia berada diatas aqidah salaf maka diambilah ilmunya, namun jika tidak maka tidak diambil ilmunya».
___
? Al Majmu’ Fii Tarjamatihi (2/585).

✍️Ustadz Fauzan Abu Muhammad Al-Kutawy Hafidzahullâh

Join channel kami di :
?telegram: telegram.me/masjidalmuslimun
?website: www.masjidalmuslimun.org
?YouTube: youtube.com/masjidalmuslimun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *