Sering kita dengar ucapan seorang yang melakukan ritual2 bid’ah yg tidak ada tuntunannya dari Nabi beralasan:
Yang penting kan niatnya baik….
Benarkah sekedar niat saja sudah cukup untuk menilai amal tersebut baik? Mari kita perhatikan atsar berikut:
Dari Said bin Musayyib, ia melihat seorang laki-laki menunaikan shalat setelah fajar lebih dari dua rakaat, ia memanjangkan rukuk dan sujudnya. Akhirnya Said bin Musayyib pun melarangnya. Orang itu berkata: “Wahai Abu Muhammad (nama kunyah Said bin Musayyib-adm), apakah Allah akan menyiksaku dengan sebab shalat? “Beliau menjawab tidak, tetapi Allah akan menyiksamu karena menyelisihi As-Sunnah”.
(Dikeluarkan oleh Al-Baihaqi dalam Sunan Kubra 2/466 dan dishohihkan oleh al-Albani dalam Irwaul Gholil 2/236)
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani mengomentari atsar ini:
“Ini adalah jawaban Said bin Musayyib yang sangat indah. Dan merupakan senjata pamungkas terhadap para ahlul bid’ah yang menganggap baik kebanyakan bid’ah dengan alasan dzikir dan shalat, kemudian membantai Ahlus Sunnah dan menuduh bahwa mereka (Ahlus Sunnah) mengingkari dzikir dan shalat! Padahal sebenarnya yang mereka ingkari adalah penyelewengan ahlu bid’ah dari tuntunan Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam dzikir, shalat dan lain-lain”.
(Irwaul Ghalil 2/236)
Maka tidak cukup sekedar niat saja tapi juga harus sesuai tuntunan Nabi agar diterima oleh Allah.
Oleh : Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As Sidawi
(Pemimpin Redaksi Majalah Al-Furqon / Ma’had Al-Furqon Gresik Jawa Timur)