Sebagai seorang muslim kita tidak hanya dituntut berakhlak baik dengan tetangga, rekan kerja, orangtua dan keluarga kita, namun kita pun dituntut untuk berakhlak yang mulia kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahkan beliau adalah orang yang paling berhak mendapatkan akhlak mulia yang kita miliki.
Dan yang dimaksud akhlak yang mulia kepada Rasulullah adalah dengan menta’ati apa yang beliau perintahkan, membenarkan apa yang beliau kabarkan, menjauhi apa yang beliau larang, tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan apa-apa yang beliau syari’atkan/sunnahkan.

Dari hal diatas, salah satu pelajaran yang bisa kita petik adalah bahwa barangsiapa yang baik dengan tetangga/masyarakatnya tapi ia masih hobi mengerjakan bid’ah/ritual ibadah yang tidak ada contohnya dari Rasulullah maka pada hakikatnya ia belum menjadi pribadi muslim yang berakhlak baik.

Marilah kita renungi perkataan yang sangat terkenal yang keluar dari lisan Imam Malik ketika beliau berkata: “Barangsiapa yang membuat/mengerjakan sebuah bid’ah di dalam islam dan ia memandang bid’ah tersebut adalah hal yg baik maka dia telah menganggap bahwa Muhammad (Rasulullah) telah mengkhianati risalah (tugas yg ALLAH bebankan di atas pundak beliau)”.

Saya ingin bertanya: Apakah layak dikatakan orang yang berakhlaq mulia sedangkan dia menganggap rasulullah seorang pengkhianat??!!
Oleh karena itu marilah kita memahami akhlaq secara utuh dan tidak menyempitkan maknanya hanya bagi masyarakat saja.
Wallahu a’lam

✍ Ustadz Muhammad Nuzul Dzikry

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *