*Syaikh Al-‘Allamah Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin berkata, “Ulama terbagi* menjadi *tiga* yaitu:
*1. Ulama Millah,*
*2. Ulama Daulah,*
*3. Ulama Ummah*

أما عالم الْمِلَّة: فهو الذي ينشر دين الإسلام، ويفتي بدين الإسلام عن علم، ولا يبالي بما دل عليه الشرع أوافق أهواء الناس أم لم يوافق

*Ulama Millah yaitu dia menyebarkan ajaran Islam dan berfatwa tentang ajaran Islam di atas ilmu, dia tidak peduli apakah dalil-dalil syariat yang disampaikannya itu sesuai dengan hawa nafsu manusia ataukah tidak.*

وأما عالم الدولة: فهو الذي ينظر ماذا تريد الدولة فيفتي بما تريد الدولة، ولو كان في ذلك تحريف كتاب الله وسنة رسوله-صلى الله عليه وسلم-.

*Ulama Daulah yaitu dia mempertimbangkan apa yang dimaukan oleh pemerintah, lalu dia berfatwa sesuai dengan apa yang dimaukan pemerintahnya meskipun resikonya harus mengubah ketentuan Al-Qur’an dan sunnah Rosul-Nya shollallahu ‘alaihi wasallam.*

وأما عالم الأمة: فهو الذي ينظر ماذا يرضي الناس، إذا رأى الناس على شيء أفتى بما يرضيهم، ثم يحاول أن يحرف نصوص الكتاب والسنة من أجل موافقة أهواء الناس

*Ulama Ummah yaitu dia mempertimbangkan segala sesuatu yang membuat manusia senang, bila dia melihat manusia sedang gandrung terhadap sesuatu (sekalipun batil) maka dia berfatwa sesuai dengan selera manusia kemudian dia berusaha menerjemahkan dalil-dalil Al-Qur’an was Sunnah demi mencocoki hawa nafsu manusia.*

نسأل الله أن يجعلنا من علماء الملة العاملين بها

Kami memohon kepada Allah agar menjadikan kami termasuk Ulama Millah.”
*(Syarh Riyadhussholihin 4/307-308)*

*Ulama Millah adalah* sosok Ulama dalam makna yang sebenarnya, mereka adalah *warotsatul anbiya’ (pewaris para Nabi) yang mewarisi ilmu, amal dan dakwahnya para Nabi ‘alaihimussalam.*

*Ulama Millah adalah* para Ulama Salaf, Ulama Ahlussunnah, Ulama Robbani, *Ulama yang mendidik umat di atas ilmu dan manhaj yang benar.*

*Ulama Millah adalah Ulama yang membedakan al-haq dari al-batil, tauhid dari syirik, sunnah dari bid’ah, ahlussunnah dari ahlul bid’ah.*

*Ulama seperti inilah yang kaum Muslimin diperintah oleh Allah untuk merujuk kepadanya.*

✍ Fikri Abul Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *