TANYA

Assalaamu’alaikum Ustadz …

Apakah nama kuniyah harus dinisbatkan kepada anak laki-laki anak pertama ? Apa saja kriteria pemberian kunyah apakah harus seseorang yang sudah memiliki anak ?
Jazaakallahu khayran
➖➖➖➖➖➖➖

Jawaban

بــسم اللّٰـه
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

? Kuniyah itu bebas… Tidak mesti harus anak pertama, anak laki, bahkan yang tidak punya anak pun boleh berkuniyah…
Sebagaimana pernah dibahas sebelumnya ⬇️

❓ TANYA 1
Afwan Ana mau tanya,, kuniyah apa artinya?
Syukron
➖➖➖➖

✅ JAWAB
Bismillâh…
Kuniyah itu julukan dengan menyebut kepada seseorang dengan awal Abû (bapak) atau Ummu (ibu), misal Abu Salma, ini kuniyah. Bukan nama asli Saya…

❓ TANYA 2
Bismillah…
Ahsanallaah ilaykum Ustadz.

Apa syarat sebuah kuniyah bagi seseorang yang belum memiliki anak?
Dan apakah boleh jika kuniyah tersebut dihadiahkan oleh orang lain ?
➖➖➖➖

✅ JAWAB
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Setahu Saya tidak ada syarat khusus…
Sebagaimana Nabî memberi kuniyah kepada anak kecil yang gemar bermain burung dengan memanggilnya Abû Umair, beliau bersabda :
يا أبا عمير ما فعل نغير؟
_Wahai Abû Umair, apa yang dilakukan si Nughair (burung kecil)_

Dari hadits di atas, para ulama menjelaskan disunnahkannya berkuniyah dengan menyebut seseorang dengan awalan Abû atau Ummu, walaupun orang tersebut belum punya anak sebagaimana Abû Umair di atas.

Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, Kitab al-Adab, sampai² membuat bab yang berjudul :
الكنية للصبي وقبل أن يولد للرجل
_Kuniyah bagi anak kecil dan bagi seorang yang belum punya anak_.
Demikian pula dengan ibunda Aisyah yang berkuniyah Ummu Abdillah, padahal beliau tidak punya anak.

Perhatikan pula Abu Bakr radhiyallahu anhu, yang nama asli beliau adalah Abdullah bin Abi Quhafah. Beliau tidak punya putera bernama Bakar.
Lihatlah pula Abû Hafsh Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu, beliau juga tidak punya putera bernama Hafsh.
Bahkan Abû Hurairah Radhiyallâhu anhu yang bernama asli Abdurrahman bin Shakhr. Beliau tidak punya anak bernama Hurairah, apalagi kucing betina kecil (Hurairah) dianggap anak beliau…

Intinya, berkuniyah itu suatu hal yang dianjurkan di dalam Islâm, baik itu yang kita sebut untuk diri sendiri, ataupun sebutan yang diberikan orang lain kepada kita (selama baik maknanya)…

Tapi tidak boleh kita memberikan kuniyah dengan tujuan mengejek, misal orang yang gemuk kita sebut Abû Samin (bapaknya lemak), atau yang semisal…..
[

❓ TANYA 3
Ustadz, bagi seseorang yang sudah memiliki kuniyah, setelah memiliki anak nanti, bolehkah mengganti kuniyahnya?
Atau tetap dengan kuniyahnya yang dulu ?
➖➖➖➖

✅ JAWAB
Tidak ada ketentuan seseorang harus memakai 1 kuniyah itu untuk selamanya, atau hanya boleh 1 kuniyah saja…
Jadi ini bebas.
Semisal Saya dari semenjak kuliah (belum nikah) sudah menggunakan kuniyah Abû Salmâ, sebelumnya pakai kuniyah Abû Amman dan Abû Hudzaifah…
Jadi tidak ada masalah …

Wallâhu a’lam bish showaab

✏️ @abusalma

Join channel kami di:
?telegram: telegram.me/masjidalmuslimun
?website: www.masjidalmuslimun.org
?YouTube: youtube.com/masjidalmuslimun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *