Allah berfirman, “Dan mereka semuanya (di Padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong, “Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikut kalian, maka dapatkah kalian menghindarkan dari kami azab Allah (walaupun) sedikit saja?” Mereka menjawab, “Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepada kalian. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri.” (Ibrohim: 21)
Afwan Ustadz, siapakah yang dimaksud “orang lemah” dan siapa pula yang dimaksud “orang sombong” dalam ayat di atas?
Jawab: Dijelaskan oleh Para mufassirin bahwa yang dimaksud orang-orang yang lemah dalam ayat tersebut adalah orang yang ikut-ikutan dalam beragama. Sedangkan orang-orang yang sombong adalah para tokoh yang diikuti dalam kesesatan atau menyimpang dari sunnah (cara beragama) Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam.
Al-Imam Ibnu Jarir Ath-Thobari berkata:
فقال التباع منهم للمتبوعين ، وهم الذين كانوا يستكبرون في الدنيا عن إخلاص العبادة لله واتباع الرسل الذين أرسلوا إليهم
“Maka berkatalah “At-Tubba'” (para pengikut) kepada tokoh-tokoh yang diikutinya; mereka adalah orang-orang yang sangat congkak di dunia dari mengikhlaskan ibadah kepada Allah (tauhid) dan mengikuti (sunnah) para Rosul yang diutus kepada mereka.” (Jami’ul Bayan Fi Ta’wilil Qur’an)
Al-Hafidzh Ibnu Katsir berkata:
وهم الأتباع لقادتهم وسادتهم وكبرائهم الذين استكبروا عن عبادة الله وحده لا شريك له ، وعن موافقة الرسل
“Mereka adalah orang-orang yang mengikuti para pimpinannya, tokohnya, dan para pembesarnya yang sangat congkak menolak beribadah kepada Allah semata (tauhid) dan tidak menyekutukan-Nya (syirik), dan menyelisihi ajaran para Rosul.” (Tafsirul Qur’anil ‘Adzhim)
Syaikh Al-‘Allamah As-Sa’di berkata:
أي: التابعون والمقلدون { لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا } وهم: المتبوعون الذين هم قادة في الضلال
“Orang-orang yang lemah yaitu para pengikut yang fanatik dan taqlid buta kepada orang-orang sangat sombong yakni para pimpinan yang sesat.” (Taisirul Karimirrohman Fi Tafsir Kalamil Mannan)
Yakni setiap kali para tokoh dan pimpinan itu memerintah kepada kebatilan, para pengikutnya selalu taat dan langsung dikerjakan. Kelak orang-orang yang diikuti dalam kebatilan akan berlepas diri di akhirat dari orang-orang yang mengikutinya dan keduanya sama-sama melihat azab, wal-‘iyadzubillah.
Islam adalah agama ilmiyyah. Agama yang mengajak umatnya untuk kembali kepada dalil Al-Qur’an was Sunnah dalam rangka taat kepada Allah dan Rosul-Nya. Islam mengajak umatnya untuk mengikuti segala sesuatu di atas dasar ilmu dan pemahaman yang benar. Islam mengajak umatnya untuk merujuk kepada bimbingan para ahli dari kalangan Ulama Salaf; para Shohabat, tabi’in, serta para Ulama yang istqomah menempuh jalan mereka di atas kebaikan.
Sebaliknya, Islam sangat mencela ikut-ikutan dalam beragama meski yang diikuti adalah seorang Ulama, Kyai, Habib, pimpinan kelompok, tradisi maupun orang banyak. Sikap seperti itu kelak akan dimintai pertanggunganjawabnya oleh Allah dan akan menjadi penyesalan di hari kiamat. Allah berfirman:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai ilmu tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, pengelihatan dan akal pikiran, semuanya akan dimintai pertanggungan jawabnya.” (Al-Isro’: 36)
_
✍️ Fikri Abul Hasan
Join channel kami di:
?telegram: telegram.me/masjidalmuslimun
?website: www.masjidalmuslimun.org
?YouTube: youtube.com/masjidalmuslimun