✍? Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,
” ومِن شأن الجسد أنه إذا كان جائعًا فأخذ من طعامٍ حاجته ، استغنى عن طعام آخر ، حتى لايأكله – إن أكل منه – إلا بكراهة ،
وربما ضره أكله ولم ينتفع به ، ولم يكن هو المغذي له الذي يقيم بدنه.
وكذلك العبد إذا أخذ من غير الأعمال المشروعة بعض حاجته ، قلَّت رغبته في المشروع وانتفاعه به ، بقدر ما اعتاض من غيره ، بخلاف من صرف نِهمته وهمته إلى المشروع ، فإنه تعظم محبته له ومنفعته به ويتم دينه ، ويكمل إسلامه
ولذا تجد أن مَن أكثر من سماع القصائد لطلب صلاح قلبه ، تنقص رغبته في سماع القرآن حتى ربما كرهه ..
ومن أكثر من السفر إلى زيارات المشاهد ونحوها، لا يبقى لحج البيت الحرام في قلبه مِن المحبة والتعظيم مايكون في قلب
من وسعته السُنَّة .
ومن أدمن على أخذ الحكمة والآداب من كلام حكماء فارس والروم ،
لا يبقى لحكمة الإسلام وآدابه في قلبه ذاك الموقع
ومن أدمن قصص الملوك وسيرهم ، لا يبقى لقصص الأنبياء وسيرهم في قلبه ذاك الاهتمام ، ونظير هذا كثير
ولهذا جاء في الحديث عن النبي صلى الله عليه وسلم: «ما ابتدع قوم بدعة إلا نزع الله عنهم من السنة مثلها» رواه الإمام أحمد.
? “Di antara karakter tubuh kita jika lapar, lalu mengambil makanan kebutuhannya, dia tidak perlu kepada makanan lain. Jika dia memakannya, dia memakannya dengan rasa benci. Bahkan kadang makanannya itu justru memudharatinya dan tubuhnya tidak mengambil manfaat darinya. Makanan yang akhir tadi bukanlah makanan yang memberinya nutrisi dan menegakkan badannya.
‼️ Begitu pula hamba, jika dia mengambil sebagian kebutuhannya dari amalan yang tidak disyariatkan, menjadi sedikit kecintaannya dan manfaatnya pada amalan yang disyariatkan. Tergantung dengan seberapa dia mengganti amalan yang disyariatkan dengan yang tidak disyariatkan.
? Berbeda dengan orang yang hanya mengambil kebutuhan dan tekadnya pada yang disyariatkan saja. Akan besar kecintaan dan manfaatnya. Akan sempurna agamanya dan lengkap keislamannya.
? Oleh sebab itu, engkau dapati orang yang sering mendengarkan kasidah (musik yang dianggap Islami) untuk mencari keshalihan kalbunya, berkurang kecintaannya untuk mendengar Al Quran, bahkan terkadang membencinya.
? Orang yang sering safar untuk mengunjungi monumen peringatan atau selainnya, tidak tersisa di kalbunya kecintaan dan pengagungan kepada haji ke Baitul Haram. Yang mana, kecintaan dan pengagungan ini ada pada kalbu orang yang telah diluaskan oleh sunnah.
? Orang yang terbiasa mengambil hikmah dan adab dari ahli hikmah Persia dan Romawi, tidak memberi pengaruh di dalam kalbunya hikmah dan adab Islam.
? Orang yang terbiasa membaca kisah dan biografi para raja, tidak tersisa perhatian di dalam kalbunya terhadap kisah para nabi. Dan yang semisal ini banyak.
☝?️ Karena itu, datang dalam hadis, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,
«ما ابتدع قوم بدعة إلا نزع الله عنهم من السنة مثلها» رواه الإمام أحمد.
“Tidaklah suatu kaum mengadakan suatu hal yang diadakan dalam agama ini, kecuali Allah mencabut dari mereka sunnah (ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam) yang semisalnya.” HR. Imam Ahmad
? Iqtidha Ash Shirathil Mustaqim
Join channel kami di:
?telegram: telegram.me/masjidalmuslimun
?website: www.masjidalmuslimun.org
?YouTube: youtube.com/masjidalmuslimun
Sumber Website: tashfiyah.com