Al-Imam Malik bin Anas berkata:

لن يصلح آخر هذه الأمة إلا ما أصلح أولها

“Tidak akan menjadi baik nasib akhir umat ini kecuali dengan apa yang telah memperbaiki generasi awalnya.” (Tanqihut Tahqiq 2/423 – Al-Hafidzh Ibnu Abdil Hadi)

Generasi awal umat ini adalah para shohabat Nabi rodhiyallahu ‘anhum. Mereka adalah sebaik-baik generasi yang senantiasa mencintai dan meneladani Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam.

Hal yang pertama kali dibenahi dari diri para shohabat Nabi adalah masalah aqidah yang meliputi perkara tauhid dan iman, membersihkan mereka dari syirik, dan memutus segala sarana yang dapat menjadi pintu kesyirikan. Sehingga manusia tidak lagi bersandar kepada kuburan, mengkultuskan makhluk dan menghambakan diri sepenuhnya hanya kepada Allah.

Inilah manhaj yang jelas dan terang. Siapa saja yang menginginkan perbaikan maka hendaklah dia mulai darimana Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam memulainya. Allah berfirman:

وعد الله الذين آمنوا منكم وعملوا الصالحات ليستخلفنهم في الأرض كما استخلف الذين من قبلهم وليمكنن لهم دينهم الذي ارتضى لهم وليبدلنهم من بعد خوفهم أمنا يعبدونني لا يشركون بي شيئا ومن كفر بعد ذلك فأولئك هم الفاسقون

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang beramal sholih, bahwa Dia benar-benar akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Allah memberi kekuasaan pada orang-orang sebelum mereka. Dan Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhoi-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan mengubah keadaan mereka, setelah mereka dalam keadaan ketakutan menjadi aman tentram, mereka tetap mentauhidkan Aku dan tidak berbuat kesyirikan sedikitpun, dan barangsiapa tetap kufur setelah itu maka mereka adalah orang-orang yang fasik.” (An-Nur: 55)

Maka usaha merealisasikan tauhid dengan benar dan meninggalkan kesyirikan adalah kunci utama kemenangan umat Islam di masa-masa kejayaan.

Banyaknya jumlah umat, besarnya kekuatan dan persatuan, namun bila substansinya tidak dibangun di atas pondasi tauhid dan aqidah yang benar, kelak akan menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak dan memakan korban. Sementara program pendangkalan aqidah umat Islam terus dilancarkan setiap detik, setiap menit, setiap jam.

Sebab itulah, mengapa ‘Umar bin Al-Khotthob mewasiatkan pasukannya sebelum menghadapi Persia agar senantiasa bertaqwa kepada Allah? Beliau berkata, “Karena taqwa adalah senjata yang paling andal untuk melawan musuh, dan hendaklah kalian takut dari kedurhakaan kalian kepada Allah daripada kekhawatiran kalian terhadap musuh, karena dosa-dosa itu sungguh jauh lebih berbahaya ketimbang musuh-musuh kalian!”

Maka mulailah dari diri kita sendiri, banyaklah introspeksi diri, bagaimana kualitas tauhid kita kepada Allah? Bagaimana aqidah kita? Bagaimana manhaj dan aqidah orang-orang yang kita ikuti dan kita bela? Karena Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu mau berupaya mengubah dirinya sendiri.

✍️ Fikri Abul Hasan

Join channel kami di:
?telegram: telegram.me/masjidalmuslimun
?website: www.masjidalmuslimun.org
?YouTube: youtube.com/masjidalmuslimun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *