Tahdzir (Peringatan) Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam Dari Al-Qodariyyah (Para Pengingkar Taqdir)

Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

القدرية مجوس هذه الأمة، إن مرضوا فلا تعودوهم، وإن ماتوا فلا تشهدوهم

“Al-Qodariyyah (para pengingkar taqdir) adalah Majusinya umat ini, jika mereka sakit jangan dijenguk dan jika meninggal jangan disaksikan jenazah mereka.” (HR. Ahmad 6077, Ibnu Abi ‘Ashim dalam “As-Sunnah” 339, Abu Dawud 4691 dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam “Shohih Sunan Abi Dawud”)

Mengapa Qodariyyah serupa dengan kaum Majusi (penyembah api)? Al-Imam Al-Khotthobi menjelaskan:

إنما جعلهم مجوسا لمضاهاة مذهبهم مذاهب المجوس في قولهم بالأصلين, وهما النور والظلمة، يزعمون أن الخير من فعل النور, والشر من فعل الظلمة. وكذلك القدرية يضيفون الخير إلى الله, والشر إلى غيره

“Beliau shollallahu ‘alaihi wasallam menjadikan Qodariyyah sama dengan Majusi, karena serupanya madzhab mereka dengan madzhabnya Majusi dalam hal meyakini adanya dua pencipta, yaitu tuhan cahaya dan tuhan kegelapan. Kaum Majusi menyangka bahwa kebaikan berasal dari tuhan cahaya sedangkan kejelekan berasal dari tuhan kegelapan. Demikian pula Qodariyyah, mereka mengklaim kebaikan berasal dari Allah sedangkan kejelekan dari selain-Nya (yakni diciptakan oleh selain Allah).” (‘Aunul Ma’bud 4/357)

Kendati Allah yang menciptakan seluruh kebaikan dan kejelekan dengan hikmah-Nya dan keadilan-Nya yang Mahasempurna, namun Allah tidak dikatakan berbuat jelek, karena yang berbuat adalah makhluk-Nya dan perbuatan makhluk itu diciptakan oleh Allah. Oleh karena itu sering kita mendengar ungkapan, “Kejelekan itu datangnya dari syaithon” yakni perbuatan syaithon.

Al-Imam Asy-Syafi’i berkata:

القدرية الذين قال رسول الله صلى الله عليه وسلم مجوس هذه الأمة الذين يقولون إن الله لا يعلم المعاصي حتى تكون

“Al-Qodariyyah yang dinyatakan oleh Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam sebagai Majusinya umat ini lantaran mereka menganggap Allah tidak mengetahui adanya kemaksiatan sampai terjadinya kemaksiatan.” (Manaqib Asy-Syafi’i lil Imam Al-Baihaqi 1/413)

✍Fikri Abul Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *