✍? Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah :
Pertama, Pembenahan aqidah. Yaitu aqidah umat harus bersih dari kesyirikan. Allah Ta’ala berfirman,
وإن هذه أمتكم أمة واحدة وأنا ربكم فاتقون
“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini, adalah agama kalian semua, agama yang satu, dan aku adalah Rabb kalian, maka bertakwalah kepada-Ku.” (al-Mu’minun : 52)
? Karena aqidah yang benar itulah yang akan mempersatukan hati dan menghilangkan kedengkian. Beda halnya jika aqidahnya beragam/bermacam-macam dan yang disembah juga bermacam-macam (maka akan timbul perpecahan, pen). Karena penganut masing-masing aqidah akan menyendiri bersama aqidah (keyakinan) dan sesembahannya, serta memandang aqidah pihak lain sebagai aqidah yang batil/salah.
? Allah Ta’ala berfirman,
أَأَرْبَابٌ مُّتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ (39)
“Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?” (Yusuf : 39)
– Oleh karena itu, dulu bangsa Arab pada zaman Jahiliyyah, mereka tercerai berai dan lemah di muka bumi.
– Ketika mereka masuk Islam dan aqidahnya telah diluruskan, maka barisan mereka pun terpadu dan negara mereka bersatu.
Kedua, mendengar dan taat kepada pemerintah muslimin. Oleh karena itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada pemerintah) meskipun yang memerintah kalian adalah seorang budak habasyi. … “ (HR. Abu Dawud 4607, at-Tirmidzi 2776)
– ? Menentang pemerintah adalah sebab perselisihan.
Ketiga, Merujuk kepada al-Qur’an dan as-Sunnah untuk mencegah terjadinya pertentangan dan menyudahi perselisihan.
Allah Ta’ala berfirman,
فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا (59)
“Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kalian memang benar-benar beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (an-Nisaa’ : 59)
– Bukan merujuk kepada pendapat atau tradisi tokoh-tokoh tertentu.
Keempat, Mendamaikan hubungan dengan sesama tatkala menjalar pertentangan antar pribadi atau antar kabilah/kelompok.
Allah Ta’ala berfirman,
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ ۖ
“Oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu;” (al-Anfal : 1)
⚔? Kelima, Memerangi kaum pemberontak dan khawarij (teroris), yang mereka itu menginginkan untuk memecah belah kaum muslimin. Apabila mereka memiliki kekuatan dan mengancam persatuan kaum muslimin serta merusak keamanan.
⚖ Allah Ta’ala berfirman,
فَإِن بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَىٰ فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّىٰ تَفِيءَ إِلَىٰ أَمْرِ اللَّهِ ۚ
“Apabila yang satu melanggar Perjanjian (memberontak) terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah.” (Al-Hujuraat : 9)
? Oleh karena itu Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu dulu memerangi kelompok pemberontak dan Khawarij. Ini termasuk di antara keutamaan/jasa beliau yang paling besar.
? al-Ajwibah al-Mufidah 211 – 213
Join channel kami di :
?telegram: telegram.me/masjidalmuslimun
?youtube: youtube.com/masjidalmuslimun