❤ Keshalihan orang tua ternyata memiliki pengaruh terhadap anak. Keshalihan orang tua akan membawa keberkahan bagi sang anak, sebaliknya kemaksiatan yg dilakukan oleh orang tua akan melahirkan kemalangan dan problematika serta penyimpangan pada diri anak.
? Anak dari orang tua yang shalih akan Allah beri penjagaan seperti yang Allah ceritakan dalam kisah nabi musa alalihissalaam,
وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ
“Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Rabb mu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Rabbmu” (Al Kahfi: 82)
Ada dua anak yatim yang ditinggal orang tuanya. Walaupun bapaknya sudah meninggal dunia, harta dua anak yatim itu tetap dijaga oleh Allah. Apa sebabnya? Sebabnya karena keshalihan bapaknya.
? Demikian juga, seseorang yang shalih yang mengelola harta anak yatim dengan amanah, maka sebagai balasannya, Allah akan jaga anak keturunannya. Allah berfirman,
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar (dalam mengelola harta anak yatim).” (An Nisa: 9)
? Hendaknya orang tua terutama ayah selektif dalam mencari nafkah. Jangan sampai dia mencari nafkah dari hal-hal yang haram sehingga makanan, minuman dan pakaiannya berasal dari hal-hal yang haram. Harta haram ini akan menghalangi terkabulnya doa dia bagi anak-anaknya.
كَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ
Nabi menceritakan keadaan seseorang yang melakukan safar panjang, rambutnya kusut, mukanya berdoa, menengadahkan tangan ke langit dan berkata, ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, diberi gizi dari yang haram, maka bagaimana bisa diterima doanya?!” (H.R Muslim)
❓Maka layakkah bagi para ayah dan ibu mengangkat tangan kepada Allah berdoa untuk kebaikan anaknya, sementara tangannya berlumuran dosa kezhaliman dan keharaman?
⁉Layakkah para ayah dan para ibu mengucapkan doa bagi kebaikan anaknya sementara lisan yang dia pakai berdoa, dia pakai juga untuk mencela kehormatan sesama muslim, mengghibah, mengadu domba, melakukan fitnah dan kejahatan-kejahatan lainnya?
? Sebagian ulama salaf memperbanyak shalat bagi anaknya. Maksudnya mereka memperbanyak amalan shalih untuk kemudian mendoakan anak anaknya di dalam shalat mereka.
? Demikian juga orang tua yang gemar membaca Al Quran di rumah mereka, maka rumahnya akan senantiasa dinaungi malaikat dan dijauhi para syaithan sehingga anak-anak pun mendapat penjagaan.
? Sementara rumah yang kosong dari tilawatul Quran atau malah diisi dengan suara-suara musik, maka rumah seperti ini akan dijauhi para malaikat dan jadi sasaran empuk para syaithan. Kalau syaithan sudah menyerang, maka anak-anak pun akan dengan mudah menyimpang, dan terjerumus pada kemaksiatan dan kerusakan.
Wallahu a’lam.
Sumber: ?Islamic Perenting
Join channel kami di :
?telegram: telegram.me/masjidalmuslimun
?youtube: youtube.com/masjidalmuslimun