1. Cinta Kepada Keluarga & Karib Kerabat Melebihi Cintanya Kepada Kebenaran
Termasuk penghalang seseorang untuk mendapatkan kebenaran atau hidayah ialah lebih cinta kepada keluarga dan karib kerabat melebihi cintanya kepada kebenaran.
Jika kita akan mengikuti kebenaran yang harus berbenturan dengan keluarga atau dengan karib kerabat, dapat dipastikan akan mengalami masa-masa sulit. Hal ini akan menjadi sebuah dilema bagi seseorang yang mengalaminya, dimana dua hal yang paling penting dalam hidupnya harus dipilih salah satu : jalan kebenarankah atau keluarga yang akan dipilih.
Namun, bila orang tersebut benar-benar memiliki keimanan yang kuat maka dipastikan ia akan memilih jalan kebenaran –yaitu mengamalkan Quran dan Hadits, lebih mencintai Alloh Ta’alaa dan RosulNya- sebagai pilihan utamanya dengan menyadari berbagai resiko atau konsekuensi yang akan dihadapi.
Dalam hadits riwayat Anas bin Malik rodhiyallohu ‘anhu dikatakan;
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Tidaklah (sempurna) iman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintainya daripada orangtuanya, anaknya dan segenap umat manusia.” (HR. Bukhari I/14 no.15, dan Muslim I/167 no.44)
Semoga kita termasuk hamba-hamba yang paham skala prioritas cinta, yaitu lebih mencintai Alloh dan RosulNya, baru kemudian orang-orang disekeliling kita.
2. Lebih Mencintai Kehormatan daripada Kebenaran
Termasuk penghalang seseorang untuk mendapatkan kebenaran atau hidayah ialah lebih mencintai kehormatannya dibanding kebenaran itu sendiri.
Hal seperti ini terjadi pada orang yang tidak ingin kehilangan kewibawaannya bila ia mengikuti jalan yang benar karena kebanyakan orang-orang berada di luar jalan yang benar. Maka solusi yang tepat ialah menguatkan hati untuk tetap istiqomah di jalan kebenaran apapun resiko yang akan dihadapi.
Alloh Jalla wa ‘Alaa berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Rabb kami adalah Alloh,” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (QS Fushshilat/41:30)
Maksudnya, mereka beriman kepada Alloh Jalla wa ‘Alaa Yang Maha Esa, kemudian istiqâmah di atasnya dan di atas kebenaran berupa ketaatan sampai Alloh Jalla wa ‘Alaa mewafatkan mereka.
Tentang ayat di atas, al-Hâfizh Ibnu Katsîr rahimahullah berkata, ”Mereka mengikhlaskan amal semata-mata karena Alloh Jalla wa ‘Alaa serta mengikuti kebenaran dan ketaatan sesuai dengan syari’at Alloh Jalla wa ‘Alaa.” (Tafsîr Ibni Katsîr (VII/175)
Oleh karena itu Saudaraku, jangan kalian kalahkan kebenaran dengan kehormatan. Junjung lah tinggi kebenaran, maka kehormatan di mata Alloh Jalla wa ‘Alaa akan jadi milikmu.